Sintaksis (Ilmu Tata Kalimat) Bhs. Indonesia
Orang berilmu dan beradab takkan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu! Merantaulah ke negeri orang! Merantaulah! Akan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah! Manis hidup terasa setelah lelah berjuang.
Air
rusak karena diam. Jika mengalir, jernih; jika tidak, keruh menggenang.
Jika tak tinggalkan sarang, singa tak dapatkan mangsa. Jika tak tinggalkan busur, anak panah tak kena sasaran.
Jika matahari tak bergerak dan terus diam. Manusia bosan padanya dan enggan memandang.Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang.
Kayu gaharu bagai kayu biasa jika di dalam hutan.
(Diadaptasi dari terjemahan kata-kata mutiara Imam Syafi’i oleh A. Fuadi dalam Negeri 5 Menara [2010]. Kata-kata mutiara tersebut diajarkan di Pondok Modern Gontor pada tahun IV)
1) Orang berilmu dan beradab takkan diam di kampung halaman.
2)
Tinggalkan negerimu!
3)
Merantaulah ke negeri orang!
4)
Merantaulah!
5)
Akan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan.
6)
Berlelah-lelahlah!
7)
Manis hidup terasa setelah lelah berjuang.
8)
Air rusak karena diam.
9)
Jika mengalir, jernih; jika tidak, keruh menggenang.
10)
Jika tak tinggalkan sarang, singa tak dapatkan mangsa.
11)
Jika tak tinggalkan busur, anak panah tak kena sasaran.
12)
Jika matahari tak bergerak dan terus diam.
13)
Manusia bosan padanya dan enggan memandang.
14)
Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang.
15)
Kayu gaharu bagai kayu biasa jika di dalam hutan.
• Kata-kata mutiara di
depan merupakan wacana yang terdiri atas lima belas “kalimat”.
• Semuanya diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca akhir (tanda titik [.], tanda tanya [?], atau tanda seru [!]) yang melambangkan intonasi akhir.
• Meski memiliki kesamaan, status “kalimat-kalimat” tersebut berbeda. “Kalimat” 1) s.d. 11) dan 13) s.d. 15 merupakan kalimat karena berisi gagasan yang utuh. “Kalimat” 12) bukan kalimat karena berisi gagasan yang tidak utuh.
Gagasan yang utuh tampak dari kelengkapan fungsi sintaksis (subjek [S], predikat [P], objek [O], pelengkap [Pel], dan keterangan [K]) baik secara natural maupun modifikatif. Kalimat 1), 2), 5), 7), 8), 10), 11), 13), 14), dan 15) menampakkan kelengkapan fungsi sintaksis secara natural, sedangkan kalimat 3), 4), 6), dan 9) menampakkan kelengkapan fungsi sintaksis secara modifikatif dengan performansi sebagai berikut.
3)
Merantaulah (orang II) ke negeri orang!
4)
Merantaulah (orang II)!
6)
Berlelah-lelahlah (orang II)!
9)
Jika mengalir, (air) jernih; jika tidak, (air) keruh menggenang.
• Modifikasi dapat dilakukan jika “kalimat” berada dalam konteks wacana karena kelengkapan fungsi sintaksisnya dapat diprediksi. Modifikasi juga dapat dilakukan jika “kalimat” berupa kalimat perintah. Pada kalimat yang demikian, sasarannya adalah orang II atau orang pertama jamak inklusif.
•Kalimat yang menampakkan kelengkapan fungsi sintaksis secara natural disebut kalimat lengkap. Kalimat yang menampakkan kelengkapan fungsi sintaksis secara modifikatif disebut kalimat taklengkap atau kalimat minor.
Oleh: Dr. Suhartono
Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia Unesa
Komentar
Posting Komentar